Bukan Jalan Buntu, Melainkan Setapak Terjal: Sebuah Apresiasi Kritis terhadap Sumbangsih Teori Kultural-Linguistik Lindbeck bagi Penumbuhkembangan Dialog Antaragama yang Autentik

Authors

  • Risang Anggoro Elliarso

DOI:

https://doi.org/10.21460/gema.2016.11.213

Keywords:

George A. Lindbeck, teori kultural-linguistik, dialog antaragama, kajian poskolonial, hibridisasi, bilingualisme, multilingualisme

Abstract

Abstract

Advancing from his criticism against two principal theological theories of religion, namely (1) cognitive-propositional theory and (2) experiential-expressive theory, George A. Lindbeck proposes his cultural-linguistic theory as an alternative theory which is deemed more adequate in comprehending plurality of religions. Regrettably, for some, Lindbeck’s theory is considered rather as a closure to any interreligious dialogue, as a consequence of its superfluous emphasis on the incommensurability and untranslability amongst different religions. Therefore, within this modest article, taking into account several insights from postcolonial studies, I try to venture a critical appreciation on how Lindbeck’s cultural-linguistic theory might contribute to the endeavour of fostering constructive, authentic, and profound interreligious dialogue. I attempt to argue that Lindbeck’s cultural-linguistic theory, instead of imparting a cul-de-sac to any interreligious dialogue, actually lay bare a path for the dialogue. A path which is, whilst hard and steep, viable.

 

Abstrak

Bertolak dari kritiknya terhadap dua tipe utama teori teologis mengenai agama, yakni:(1) teori kognitif-proposisional dan (2) teori eksperiensial-ekspresif, George A. Lindbeck mengajukan teori kultural-linguistik sebagai sebuah teori alternatif yang lebih memadai dalam rangka mempermaknai pluralitas agama. Sayangnya, bagi sebagian pihak, teori yang diajukan Lindbeck tersebut dipandang justru menutup pintu bagi dialog antaragama,karena terlalu menekankan ketaksepadanan dan ketakterjemahkanan di antara agama yang satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, dalam artikel sederhana ini, dengan mempertimbangkan beberapa tilikan dari kajian poskolonial, saya berupaya untuk mengapresiasi secara kritis sumbangsih teori kultural-linguistik Lindbeck bagi upaya menumbuhkembangkan dialog antaragama yang konstruktif, autentik, serta mendalam.Saya berupaya untuk menunjukkan bahwa teori kultural-linguistik Lindbeck, alih-alih menghadirkan jalan buntu bagi dialog antaragama, sejatinya justru membuka sebuah setapak yang, meski terjal, bukannya tidak mungkin ditempuh.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

28-04-2016