Paulus dalam Konflik Antarumat Beragama: Membaca Konflik di Maluku Utara Berdasarkan Sikap Nasionalisme Paulus

Authors

  • Demianus Nataniel STT Abdiel Ungaran

DOI:

https://doi.org/10.21460/gema.2019.42.458

Keywords:

inter-religious conflict, the new perspectives on Paul, nasionalism, North Maluku, hermeneutics of rethorics, peace building

Abstract

Abstract
The imagination reflected in this article is what if Paul as a nationalist Jew living in the Roman imperium milieu became part of the North Maluku people in the late twentieth century. What would he likely have done when recognizing that there were signs that the conflict involving Muslims and Christians tended to develop into a religious war? Based on the discourses among scholars in the New Perspectives on Paul, arguing that Paul’s
letters were part of his rhethoric againts his opponents including Roman imperialism, this article shows that as an educated leader, he was trying hard to prevent a religious war form occuring. Such an imagining is helpful for reflecting on the context of post-conflict North Maluku, where, as Christopher Duncan assumes, there has never been a truly reconciliation. 

Abstrak
Artikel ini membayangkan bagaimana seandainya Paulus sebagai seorang nasionalis Yahudi yang hidup di masa kekaisaran Romawi menjadi bagian dari masyarakat di Maluku Utara pada akhir abad kedua puluh. Apa yang mungkin akan dia lakukan ketika menyadari adanya tanda-tanda akan terjadi perang agama antara umat Islam dan Kristen? Dengan memanfaatkan pandangan para pakar the New Perspectives on Paul, khususnya yang memahami bahwa surat-surat Paulus merupakan bagian dari retorikanya dalam menghadapi lawan-lawannya, termasuk imperialisme Romawi, tulisan ini ingin menunjukkan bahwa sebagai seorang pemimpin yang terpelajar, Paulus tampaknya akan berusaha melakukan langkah-langkah persuasif untuk menghindari terjadinya perang agama. Pembayangan semacam ini bermanfaat dalam rangka merefleksikan konteks Maluku Utara pascakonflik, di mana, menurut Christoper Duncan, belum pernah ada rekonsiliasi yang sesungguhnya.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

16-10-2019