Perempuan dalam Injil dan dalam Teologi Moral

Authors

  • Mateus Mali Universitas Sanata Dharma

DOI:

https://doi.org/10.21460/gema.2021.61.630

Keywords:

feminism, male domination, God-She, purity and impurity, emancipation, nurture, feminisme, dominasi laki-laki, Tuhan-Perempuan, najis dan ketidaknajisan, emansipasi, mengasuh

Abstract

Abstract
Feminism is one of social-moral thoughts that challenge the hegemony of patriarchy. Feminists begin their struggle with critique of male domination and ask for valorization of women’s way of thinking, feeling, and moral decisions. According to feminists, one of the communities that are insensitive of feminist issues is the Catholic Church because the church lives in a patriarchal system. Methodology used in this article is hermeneutic. In the light of Jesus’ way, moral theology tries to reflect the problem of feminism and the role of woman in the Church. The main focus of this article is the analysis of feminism in the Gospel and in moral theology. The goal of this writing is to push Catholic women to participate more in the ecclesial life and to correct the male languages of theology to be more feminine-sensitive.

Abstrak
Feminisme adalah salah satu pemikiran moral sosial yang menantang hegemoni patriarkal. Para penggerak perempuan menuntut penghargaan dari cara berpikir, berperasaan, dan mengambil keputusan moral dari para perempuan dan mengkritik dominasi laki-laki. Menurut penggerak feminisme, salah satu komunitas yang melanggengkan persoalan tentang perempuan adalah Gereja Katolik karena dia hidup dalam sistem patriarkal.
Metodologi yang digunakan dalam artikel ini adalah hermeneutik. Dalam terang cara Yesus, teologi moral mencoba untuk merefleksikan persoalan perempuan dan peranannya di dalam Gereja. Fokus utama dari artikel ini adalah analisa tentang feminisme di dalam Injil dan dalam teologi moral. Tujuan penulisan ini adalah mendorong perempuan Katolik untuk lebih mengambil bagian dalam kehidupan menggereja dan untuk membetulkan bahasa teologi yang terlalu bersifat laki-laki menjadi bahasa teologi yang lebih bersifat perempuan.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

30-04-2021