Memaknai Ambisi Dalam Bisnis Pertanian Organik

Authors

  • Tyas Budi Legowo Student at the Post Graduate Program Faculty of Theology Duta Wacana Christian University

Keywords:

pertanian organik, ambisi, kreatif, jiwa bisnis, alam bagian dari komunitas

Abstract

Kebanyakan warga GKJ yang tinggal di desa bekerja sebagai petani. Bagi mereka pekerjaan tani sebagai sebuah bisnis nampaknya masih terdengar asing. Salah satu sifat bisnis adalah mendatangkan keuntungan. Keuntungan bisa diraih dari peningkatan kuantitas produksi pertanian. Salah satu cara untuk meningkatkan kuantitas itu adalah dengan jalan pertanian yang ramah lingkungan atau pertanian organik. Setelah semakin disadari bahwa pertanian dengan menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia semakin merusak kesuburan tanah dan keseimbangan alam, muncul banyak pihak yang mengajak petani untuk kembali pada model pertanian organik. Pihak-pihakitu antara lain pemerintah, investor, pebisnis sarana/kebutuhan pertanian, LSM maupun lembaga agama seperti gereja. Tentu saja berbagai pihak itu memiliki kepentingan atau ambisinya masing-masing. Berbagai kepentingan itu perlu dikritisi apakah secara sungguh-sungguh mengedepankan nilai-nilai seperti kejujuran, kebenaran dan keadilan dalam membela nasib petani. Salah satu konteks pelayanan gereja seperti GKJ adalah maraknya berbagai kepentingan atau ambisi dalam bisnis pertanian organik. Pendapat Paul Stevens tentang pentingnya para pelayan gereja sebagai pelayan yang ambisius, kreatif dan berjiwa bisnis bisa menjadi pintu masuk untuk membangun teologi bisnis pertanian organik. Gereja perlu memiliki ambisi untuk membangun teologi bisnis pertanian organik. Panggilan Tuhan di bidang bisnis pertanian organik adalah pemulihan martabat manusia yang mewujud dalam sikap jujur-benar-adil dan diupayakan secara bersama-sama dalam komunitas. Bisnis pertanian organik dijalani sebagai pengembangan komunitas, dengan menyertakan alam sebagai bagian dari komunitas. Hal ini selaras dengan pengakuan bahwa karya penebusan Tuhan juga untuk pemulihan alam.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2012-11-22