Bebaskanlah Kami, Ya Tuhan!: Tinjauan Terhadap Teologi Pembebasan oleh Leonardo Boff dan Solidaritas Allah oleh Choan Seng Song serta Kaitannya Dengan Korban Konflik Israel – Hamas
DOI:
https://doi.org/10.21460/aradha.2024.41.1322Keywords:
war, civilian victims, contextual theology, liberation theology, God's solidarity, Jesus Christ, peace, peperangan, korban sipil, teologi kontekstual, teologi pembebasan, solidaritas Allah, Yesus Kristus, perdamaianAbstract
Abstract
This article examines the Israel-Hamas conflict through the lens of contextual theology, especially Leonardo Boff's Liberation Theology and Choan Seng Song's concept of God's solidarity. In this long-running conflict, both sides have suffered heavy losses, and many civilians have suffered. Boff's Liberation Theology approach presents Jesus as a liberator who fights for justice for the oppressed. It offers an alternative view that peace can be achieved when people choose to protect the rights of those who are vulnerable in the midst of conflict just as Jesus liberated. In addition, Song emphasizes that God did not abandon the victims of this war; God shared their suffering through the presence of Jesus Christ. In this way, Jesus becomes a form of divine solidarity, which reinforces hope for victims that they are not struggling alone. This article adopts an anthropological and praxis model in contextual theology, which not only emphasizes values but also invites readers to take concrete action in creating peace.
Abstrak
Artikel ini mengulas konflik Israel-Hamas melalui sudut pandang teologi kontekstual, khususnya dengan pendekatan Teologi Pembebasan dari Leonardo Boff dan konsep solidaritas Allah oleh Choan Seng Song. Dalam konflik yang telah lama berkecamuk ini, kedua belah pihak mengalami kerugian besar, dan banyak korban sipil yang merasakan penderitaan. Pendekatan Teologi Pembebasan yang diajukan Boff menampilkan Yesus sebagai pembebas yang memperjuangkan keadilan bagi yang tertindas. Ini menawarkan sebuah alternatif pandangan bahwa damai sejahtera dapat tercapai ketika manusia memilih untuk melindungi hak-hak mereka yang rentan di tengah konflik seperti halnya Yesus yang membebaskan. Selain itu, Song menekankan bahwa Allah tidak meninggalkan korban peperangan ini; Allah turut merasakan penderitaan mereka melalui kehadiran Yesus Kristus. Dengan cara ini, Yesus menjadi wujud solidaritas ilahi, yang menguatkan harapan bagi korban bahwa mereka tidak berjuang sendirian. Artikel ini mengadopsi model antropologis dan praksis dalam teologi kontekstual, yang tidak hanya menekankan nilai-nilai (value) tetapi juga mengajak pembaca untuk beraksi nyata dalam menciptakan perdamaian.