Spiritualitas Generasi Muda di Gereja Kristen Pasundan Bakal Jemaat di Kampung Teko terhadap Tradisi Perayaan Etnis Tionghoa bagi Generasi Z dalam Konteks Budaya Populer
DOI:
https://doi.org/10.21460/aradha.2022.21.892Keywords:
spirituality, young generation, traditions, Chinese celebrations, spiritualitas, generasi muda, tradisi, perayaan TionghoaAbstract
Abstract
This article aims to provide an overview of the young generation spirituality of the church in interpreting various celebrations of Chinese traditions that are celebrated by the family and the community in the church. Various celebrations of Chinese traditions carried out by members of the congregation influence the dynamics of church ministry. However, the young generation of the church did not seem to reject the Chinese traditions but also did not show an accepting atitude or living the traditions as part of their spiritual life. As young generation they participate in various traditional ancestral with their parents and families as part of a respect to the parents with social interpretation which tradition as a social function that does not conflict with their Christian faith. Their spirituality of the tolerant and inclusive are built a wise action for church life in a plural society, especially providing a good influence on church life in the midst of the Western Javanese context as the scope of growth of the Pasundan Christian Church.
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran spiritualitas generasi muda gereja masa kini dalam memaknai berbagai perayaan tradisi Tionghoa yang dipelihara baik oleh keluarga dan masyarakat di mana gereja bertumbuh. Beragam perayaan tradisi Tionghoa yang dilakukan oleh anggota jemaat memberikan pengaruh terhadap dinamika pelayanan gereja baik secara langsung maupun tidak langsung. Sekalipun demikian, generasi muda gereja terkesan tidak menolak terhadap tradisi perayaan etnis Tionghoa tetapi juga tidak menunjukkan sikap menerima dan menghayati perayaan tersebut sebagai bagian dari kehidupan spiritualitas mereka. Sebagai generasi muda gereja mereka turut serta dalam berbagai perayaan tradisional
leluhur bersama orang tua dan keluarga sebagai bagian dari bentuk hormat pada orang tua dan memaknai perayaan tersebut sebagai fungsi sosial yang tidak bertentangan dengan iman kristiani yang mereka miliki. Spiritualitas generasi muda yang toleran dan inklusif tersebut dipandang sangat membangun panggilan hidup bergereja di tengah masyarakat majemuk, terutama memberikan pengaruh baik bagi hidup bergereja di tengah konteks Jawa bagian Barat sebagai ruang lingkup pertumbuhan Gereja Kristen Pasundan.