Teologi Keramahan Sebagai Jalan Perjumpaan Lintas Iman

Authors

  • Chong Lindawati Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.21460/aradha.2022.22.958

Keywords:

hospitality, stranger, guest, host, abundance, keramahan, orang asing, tamu, tuan rumah, kelimpahan

Abstract

Abstract
Violence in the name of religion and increasing segregation in this country is a reality that cannot be denied. That is why we need a way for interfaith encounter. The path is only possible when everyone is willing to open up in hospitality. Hospitality is a hope in the midst of deadlock in human relations which often views different people as strangers, “the other” who has no place in this life. For Christianity, true hospitality is deeply rooted in the biblical tradition, where hospitality is embedded in the identity of the covenant people, both in the roles of “guest” and “host.” Jesus is the perfect embodiment of God’s inclusive hospitality for all. Hospitality is at the heart of the meaning of the Gospel, which brings Christian practice into harmony with the basic values of the Kingdom of God. Christian hospitality stems from God’s generosity, based on abundance and not on the economy of human exchange and scarcity. That is why hospitality opens up “free space”, where people of other faiths can enter, where strangers, even enemies, can turn into friends. The “host” respects the integrity of the “guest” and provides a safe forum for change to occur. Hospitality allows the “host” to change roles as a “guest” ready to enter another world. Under no circumstances should Christians represent, offer and embody God’s redemptive hospitality.

Abstrak
Kekerasan atas nama agama dan segregasi yang makin menguat di negeri ini adalah realitas yang tidak dapat ditolak. Itulah sebabnya kita membutuhkan jalan bagi perjumpaan lintas iman. Jalan itu hanya mungkin terbangun ketika setiap orang memiliki kesediaan membuka diri di dalam keramahan. Keramahan adalah harapan di tengah kebuntuan relasi manusia yang sering kali memandang orang yang berbeda sebagai orang asing, sang liyan yang tidak memiliki tempat di dalam kehidupan ini. Bagi kekristenan, keramahan sesungguhnya berakar mendalam di dalam tradisi Alkitab, di mana keramahan melekat di dalam identitas umat perjanjian, baik di dalam peran sebagai “tamu” maupun “tuan rumah.” Yesus adalah perwujudan sempurna keramahan Allah yang inklusif bagi semua orang. Keramahan adalah inti dari makna Injil, yang membawa praktik Kristen selaras dengan nilai-nilai dasar Kerajaan Allah. Keramahan Kristen bersumber dari kemurahan hati Allah, berdasarkan pada kelimpahan dan bukan pada ekonomi pertukaran dan kelangkaan manusia. Itulah sebabnya keramahan membuka “ruang bebas”, di mana orang-orang dari kepercayaan lain dapat masuk, di mana orang asing, bahkan musuh, dapat berubah menjadi teman. “Tuan rumah” menghormati integritas “tamu” serta menyediakan forum yang aman untuk terjadinya perubahan. Keramahan memungkinkan “tuan rumah” berubah peran sebagai “tamu” yang siap memasuki dunia yang lain. Di dalam keadaan apa pun orang Kristen mewakili, menawarkan dan mewujudkan keramahan penebusan Allah.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-01-16