MEMPERTIMBANGKAN KEMBALI KLAIM ABSOLUT KEBENARAN AGAMA: Theologia Religiomim dan Dialog Antaragama Non-fondasional
Keywords:
theologia religionum, postmodemisme, keunikan Yesus, dialog, komitmen dan keterbukaanAbstract
Wacana dalam teologi agama-agama (theologia religionum) yang beredar selama ini cenderung bersifat fondasional. Di dalamnya diandaikan adanya sebuah kebenaran absolut yang dimaknai dalam sebuah partikularitas agama tertentu (eksklusivisme, inklusivisme) maupun dalam universalitas sebagai dasar bersama semua agama (pluralisme). Corak fondasionalisme itu dapat dilihat sebagai sebuah karakteristik dari modernitas. Kritik terhadap fondasionalisme modern diberikan oleh postmodernitas yang
mencurigai dasar-dasar metafisis dari setiap realitas. Teologi agama-agama non fondasional melihat agama secara cultural-linguistic. Agama seperti bahasa yang memiliki keunikan masing-masing dan membentuk pengalaman komunitas di dalamnya.
Dengan demikian masing-masing agama memiliki narasi yang berbeda, corak, dan pemahaman yang berbeda satu dengan yang lainnya. Keunikan agama-agama tidak direduksi dari kriteria di luar agama itu sendiri. Dialog dapat terjadi tanpa harus mengandaikan adanya dasar yang sama. Dialog adalah sebuah proses interpretasi sebagai upaya untuk memahami yang lain yang berbeda.