Merangkul Daya Pelayanan Tersembunyi di Balik Peran Perempuan Jawa

Authors

  • Clara Dwi Kalyana Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta

Keywords:

Contextualization, kanca wingking, Bevans' praxis model, kontekstualisasi, model praksis Bevans

Abstract

ABSTRAK
Perempuan dalam konteks budaya Jawa dikenal dengan gelarnya sebagai konco wingking. Gelar tersebut memperlihatkan bahwa kedudukan perempuan Jawa berada di bawah kekuasaan laki-laki. Pandangan yang paling populer mengenai kedudukan konco wingking ini adalah perempuan yang wajib melaksanakan mandatnya dalam tugas 3M (macak, masak, manak). Tugas ini memberi penekanan bahwa perempuan Jawa harus melayani sang suami dan anak-anaknya di atas kepentingannya sendiri dengan didasari rasa tulus dan kerendahan hati. Hal inilah yang akhirnya memantik berbagai emansipasi para pejuang feminis terutama dalam konteks modern untuk dapat mengeluarkan para perempuan Jawa dari belenggu ketidakadilan. Namun, bagaimana dengan perempuan yang tidak masalah dengan gelar tersebut dan justru menghidupinya? Melalui teologi kontekstual model praksis oleh Stephen B. Bevans, peran perempuan Jawa sebagai konco wingking akan memperlihatkan nilai daya pelayanan tersembunyi bak seorang hamba. Nilai ini diperoleh melalui refleksi teologis yang didasarkan pada kacamata Alkitab serta diperkuat dengan analisis kritis melalui kriteria pencarian Kristologi yang bertanggung jawab dalam pemikiran Roger Haight. Upaya kontekstualisasi ini akan menghasilkan praksis baru yang mampu mendobrak mata terhadap peran pelayanan perempuan Jawa sebagai konco wingking. Nilai pelayanan yang mereka bawa memberikan makna mendalam yang layak direfleksikan serta dijadikan sebagai landasan penting dalam memperkaya dan memperkuat pelayanan, terutama dalam kehidupan kekristenan.

ABSTRACT
Women in the context of Javanese culture are known by their title as konco wingking. The title shows that the position of Javanese women is under the power of men. The most popular view of the konco wingking position is that women are obliged to carry out their mandate in the 3M task (macak, masak, manak). This task emphasizes that Javanese women must serve their husbands and children above their own interests based on sincerity and humility. This is what eventually sparked the emancipation of feminist fighters, especially in the modern context, to be able to get Javanese women out of the shackles of injustice. However, what about women who have no problem with the title and actually live it? Through the contextual theology of praxis model by Stephen B. Bevans, the role of Javanese women as konco wingking will show the value of hidden service power like a servant. This value is obtained through theological reflection based on biblical perspectives and strengthened by critical analysis through the search criteria for responsible Christology in Roger Haight's thinking. This contextualization effort will produce a new praxis that can break the eyes of Javanese women's service role as konco wingking. The value of service that they bring provides a deep meaning that deserves to be reflected upon and used as an important foundation in enriching and strengthening service, especially in the life of Christianity.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2025-03-25