Peran Teologi Proses terhadap Sikap Bunuh Diri-Fatalistik dalam Menghadapi Penderitaan
DOI:
https://doi.org/10.21460/aradha.2023.31.1145Keywords:
process theology, suffering, suicide, fatalistic, teologi proses, penderitaan, bunuh diri, fatalistikAbstract
Abstract
Suicide is one of a person’s life choices among many choices in responding to suffering. One of the causes of individuals committing suicide is fatalistic suicide. Suicide is caused because the individual does not receive attention or support from family, friends, and society so the life choice of committing suicide becomes the last alternative when the individual feels they have no other alternative that allows them to be free from the life problems they are experiencing. Apart from that, the suffering experienced is seen as a destiny or fate that has been determined by God and cannot be changed by humans. Based on this phenomenon, this research wants to look at the role of process theology in responding to the suffering that makes teenagers commit suicide, then what is God’s position in the suffering experienced by individuals. This research is classified as descriptive qualitative. The data collection method uses library study and documentation study methods. The research results explain that process theology encourages people to have a human role that consciously choose to act. These choices are provided by God to humans. Humans are given the freedom to choose. A person’s will chooses to be happy or to make others suffer. Every suffering tries to reflect on what humans must improve after experiencing suffering.
Abstrak
Sikap Fatalistik adalah sikap pasrah dan hanya bersikap menerima tanpa adanya perjuangan untuk memperbaiki, berefleksi atas kejadian buruk. Sikap ini seringkali menjadi pemikiran orang yang sering mengalami penderitaan akibat bencana yang terjadi. Namun, masih banyak orang tidak berpikir bahwa penderitaan yang terjadi juga ada keterlibatan secara sadar kehendak manusia itu sendiri yang sering disebut sebagai kehendak bebas manusia. Oleh karena itu, dengan metode kualitatif deskriptif. Tulisan ini memperlihatkan pemikiran alternatif dari teologi proses dalam merespon penderitaan. Teologi proses mengajak orang yang mengalami penderitaan untuk berefleksi mengenai siapa yang bertanggungjawab atas bencana ini, apa yang perlu diperbaiki agar bencana ini dapat diatasi, dan jika bencana ini terjadi apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi kerugian secara psikologis dan materi.