Eucharistic Theology of the Eastern Orthodox Tradition :Practicing “Holy Envy”
Keywords:
holy envy, Orthodox, Mennonite, worship, eucharist, ecumenism, iri kudus, Ortodoks, ibadah, ekaristi, ekumenismeAbstract
Ecumenism has been flooded with scholarly papers, headydiscussions, and sophisticated documents. In my view, an alternative of doing ecumenism which touches people in the pews is needed. I propose that ecumenical relations can begin to do so by applying the concept of“holy envy,” a phrase coined by Krister Stendahl. How can I, a Mennonite, have such a “holy envy” to the Eastern Orthodox tradition? How can I see the beauty in that tradition? How do I desire to see it incorporated into the life of my church? My response to these questions is to focus on the eucharistic theology of the Eastern Church, by which the church is formed around and by the sacred meal. I hope that other Protestant sisters and brothers might apply this method to their respective traditions.
Abstrak
Ekumenisme telah dibanjiri dengan makalah-makalah kesarjanaan,diskusi-diskusi intelektual dan dokumen-dokumen canggih. Dalam pandangan saya, sebuah alternatif untuk melakukan ekumenisme yang menyentuh kaum awam dibutuhkan. Di sini saya menawarkan bahwa jalinan ekumenikal dapat dimulai dengan menerapkan “iri kudus,”frase yang dicetuskan oleh Krister Stendahl. Bagaimana saya, seorang Mennonit memiliki “iri kudus” yang demikian terhadap tradisi Ortodoks Timur? Bagaimana saya melihat keindahan di dalam tradisi tersebut? Bagaimana saya mendambakannya menjadi bagian dari kehidupan gereja saya? Di sini saya memfokuskan pada teologi Gereja Timur, yang percaya bahwa gereja dibentuk oleh perjamuan kudus itu. Saya berharap, saudari dan saudara dari tradisi Protestan lainnya pun dapat menerapkannya pada tradisi masing-masing.